The second day in Singapore, today's plan was for visiting the landmark, karena rasanya belum "sah" berkunjung ke suatu kota/negara tanpa mengabadikan landmarknya, menurut saya ini penting untuk kunjungan pertama, namun pada kunjungan kedua, ketiga & seterusnya nilai kepentingannya menjadi semakin berkurang, I thought we better find a new place :p.
Sunny morning, get ready for a long road, wore a White shirt and a very simple hijab style with no needle, yyeeeii...! |
We went too early or this city started a day little bit slower?
Destinasi pertama yang kami tuju adalah Bugis street, +-7 menit perjalanan menggunakan bus. Konon katanya dulu disini ada perkampungan masyarakat suku Bugis (Indonesia), namun Bugis st. sekarang lebih dikenal dengan pusat oleh-olehnya, disini kita bisa mendapatkan t-shirt yang bertuliskan "I Love SGP", gantungan kunci, mug, asbak, dompet, tas, dll dengan harga murah, kami memang berniat membeli beberapa item untuk oleh-oleh.
Karena masih terlalu pagi, pasar masih sepi, kami putuskan untuk berjalan ke Bencoolen st (across Bugis st.). Perut pun belom keisi sarapan, tapi sepertinya di kawasan ini hard to find halal food, agak meragukan, eeeh tiba-tiba ada abang Ice Cream 1 dollar
Setelah puas berkeliling kawasan Bencoolen, kami lanjut berbelanja beberapa oleh-oleh di Bugis st.
Check point kedua yang akan kami tuju adalah kawasan Kampong Glam to visited The Sultan Mosque, one of the biggest religious structures, Kampong Glam district is the focal point of Muslims in Singapore. Untuk mencapai kawasan ini kami berjalan kaki dari Bugis st
We were so lucky to saw the Malaysian Muslim celebration event in Sultan Mosque.
Kami berjalan ke area belakang masjid, banyak sekali dijual pernak-pernik muslim, seperti pashmina, peci, tasbih, dll tapi sayang, lagi-lagi banyak toko yang belum buka padahal udah jam 11 siang.
So many halalan food right here, my hubby really love to eat here, resto Malaysia tapi taste Indonesia, cocok di lidah dan pastinya enaaaaak.... Alhamdulillah!
Setelah perut terisi, next destination adalah kawasan Marina Bay, Merlion & Singapore Flyer. Kembali menuju MRT Bugis st. dengan berjalan kaki (lumayan yah... fiuuuh...) kami akan menuju ke Marina Bay MRT station.
Tiba di Marina Bay MRT station kami agak bingung, "Marina Bay-nya dimana?", we keep on walking sambil lihat petunjuk arah di kiri-kanan jalan, finally nemu..... (ps. kalo ada kasur jarak 1 meter pengen langsung tepar deh :p )
Kami masuk ke The Shoppest At Marina Bay Sands, belanja?, ya nggak lah! ngadem, abis diluar panas :p
Cuaca sedang panas-panasnya, karena ternyata akan turun hujan, tujuan kami selanjutnya adalah Singapore Flyer. Dari Marina Bay Sands suami ngajak jalan kaki kesono, mentang-mentang Singapore Flyernya kelihatan sepertinya dekat --" duileee... padahal jauh dan si istri kakinya masih kram >_<". Akhirnya kami naik taxi, kalo naik taxi sih dekat, ongkosnya pun ga terlalu mahal.
Tiba di Singapore Flyer sebetulnya Singapore Flyer ini hanyalah sebuah kapsul bianglala dengan tinggi 165 meter, lebih tinggi 5 meter dari Star of Nanchang di China dan 30 meter lebih tinggi dari London Eye di Inggris. Namun Singapore tidak hanya menjadikan ini sebagai wisata bianglala, tetapi ditambah dengan museum Journey Of Dreams tentang sejarah pembangunannya, tentu saja tidak membosankan & semua peraganya menggunakan teknologi canggih, disambut dengan welcomer yang ramah & helpful, fotografi berbackground Singapore Flyer jika pengunjung ingin mengambil foto harus membayarnya sekian dollar, belum lagi gift shop yang menarik, taman yang tertata dengan baik, & berbagai tenant yang menjual food & beverages, menjadikan ini satu paket pariwisata yang menarik. Kadang iri deh sama pariwisata Singapore, padahal secara sumber daya alam, Indonesia lebih memiliki segalanya, di Singapore lahan kosong pun bisa "disulap" menjadi tempat wisata yang menarik :(. Eniwei, harga boarding passnya untuk dewasa S$33, untuk anak-anak S$21 dan butuh waktu +- 30 menit berputar.
After all, akhir destinasi kami siang ini adalah Merlion, the landmark of Singapore. Memilih praktis, kami naik taxi menuju ke Merlion. Not much can be told, selain dari banyaknya pengunjung yang berfoto di patung setinggi 8,6 meter ini.
Waktu menunjukkan pukul 03:00pm, we were very tired and needed a break, kami kembali ke hotel, beristirahat sebentar untuk kemudian malamnya jalan-jalan lagi hahahaha.....
Karena masih terlalu pagi, pasar masih sepi, kami putuskan untuk berjalan ke Bencoolen st (across Bugis st.). Perut pun belom keisi sarapan, tapi sepertinya di kawasan ini hard to find halal food, agak meragukan, eeeh tiba-tiba ada abang Ice Cream 1 dollar
Enaaak... and it's became our breakfast |
Atmosphere in Bugis st. berbelanja disini nyaman kok walaupun tidak ber-AC, kebersihan tidak usah diragukan |
Sooooo beautiful Mosque |
Kami berjalan ke area belakang masjid, banyak sekali dijual pernak-pernik muslim, seperti pashmina, peci, tasbih, dll tapi sayang, lagi-lagi banyak toko yang belum buka padahal udah jam 11 siang.
Setengah hari jalan dan kami baru sadar pake baju warnanya kompak padahal nggak janjian :) |
So many halalan food right here, my hubby really love to eat here, resto Malaysia tapi taste Indonesia, cocok di lidah dan pastinya enaaaaak.... Alhamdulillah!
Setelah perut terisi, next destination adalah kawasan Marina Bay, Merlion & Singapore Flyer. Kembali menuju MRT Bugis st. dengan berjalan kaki (lumayan yah... fiuuuh...) kami akan menuju ke Marina Bay MRT station.
Tiba di Marina Bay MRT station kami agak bingung, "Marina Bay-nya dimana?", we keep on walking sambil lihat petunjuk arah di kiri-kanan jalan, finally nemu..... (ps. kalo ada kasur jarak 1 meter pengen langsung tepar deh :p )
Kami berkunjung ke Singapore akhir bulan November & suasana sudah bernuansa pohon natal dimana-mana. |
Cuaca sedang panas-panasnya, karena ternyata akan turun hujan, tujuan kami selanjutnya adalah Singapore Flyer. Dari Marina Bay Sands suami ngajak jalan kaki kesono, mentang-mentang Singapore Flyernya kelihatan sepertinya dekat --" duileee... padahal jauh dan si istri kakinya masih kram >_<". Akhirnya kami naik taxi, kalo naik taxi sih dekat, ongkosnya pun ga terlalu mahal.
Tiba di Singapore Flyer sebetulnya Singapore Flyer ini hanyalah sebuah kapsul bianglala dengan tinggi 165 meter, lebih tinggi 5 meter dari Star of Nanchang di China dan 30 meter lebih tinggi dari London Eye di Inggris. Namun Singapore tidak hanya menjadikan ini sebagai wisata bianglala, tetapi ditambah dengan museum Journey Of Dreams tentang sejarah pembangunannya, tentu saja tidak membosankan & semua peraganya menggunakan teknologi canggih, disambut dengan welcomer yang ramah & helpful, fotografi berbackground Singapore Flyer jika pengunjung ingin mengambil foto harus membayarnya sekian dollar, belum lagi gift shop yang menarik, taman yang tertata dengan baik, & berbagai tenant yang menjual food & beverages, menjadikan ini satu paket pariwisata yang menarik. Kadang iri deh sama pariwisata Singapore, padahal secara sumber daya alam, Indonesia lebih memiliki segalanya, di Singapore lahan kosong pun bisa "disulap" menjadi tempat wisata yang menarik :(. Eniwei, harga boarding passnya untuk dewasa S$33, untuk anak-anak S$21 dan butuh waktu +- 30 menit berputar.
Tikungan ke 21 dan ke 22 sirkuit F1 Marina Bay, Singapura. |
City view, pemandangan aslinya lebih indah pastinya. oya, looks that cloudy sky... |
Kita sedang berada di puncak ketinggian, audio yang sedaritadi memainkan instrument musik memberi informasi. |
Marina Bay Sands on side |
It's rainy outside |
Waktu menunjukkan pukul 03:00pm, we were very tired and needed a break, kami kembali ke hotel, beristirahat sebentar untuk kemudian malamnya jalan-jalan lagi hahahaha.....
0 comments:
Post a Comment