Perjalanan Eropa kami sebetulnya bukanlah perjalanan yang sudah kami rencanakan dalam 1,2,3 atau 4 tahun yang lalu, bahkan kami nggak pernah datang di event travel fair. Tahu sih kalo pas travel fair itu biasanya harga tiket bisa separo harga normalnya tapi tetep aja mahal kan hehe.. Namun, seperti halnya orang lain, kami pun pengen bisa traveling ke Eropa suatu saat (I mean, who doesn't want to goes to Europe someday? Iya apa iya bgt?!). Semua bisa dibilang secara kebetulan, mungkin memang sudah rejeki. Beberapa hari sebelum mendapat tiket itu kebetulan pak suami bilang "kita udah lama ya nggak jalan-jalan berpetualang kaya' pas di Singapore dulu, selama ini kalo ke Bali jalan-jalannya santai, kurang tantangan", udah gitu aja sih, nggak ada tindak lanjut.
Sampai pada suatu pagi di hari Jumat, bulan Desember 2016 yang cerah, Mas Adin telp dari kantor "Eh, ada promo redeem poin Garuda Indonesia diskon 90% loh, kalo aku hitung-hitung poin aku cukup buat kita berdua PP Jakarta-Amsterdam". Whaaat?! Seneng donk awalnya, tapi beberapa detik kemudian mikir, Tiketnya sih gratis, biaya hidupnya?, bahasanya?, kalo nyasar gimana?, dll. Biasalah overthinking-nya orang Indonesia yang belom pernah pergi jauh-jauh seperti saya ini kalau disuruh traveling ke negara yang beda bahasanya udah keder duluan, nggak sanggup bayanginnya. Sementara saya sudah keGeEran (padahal yang namanya tiket promo kan rebutannya se-Indonesia raya, jadi belom tentu dapet juga), mas Adin bilang lagi, "Ya sudah kamu buruan aja ke Garuda Office di Ciputra World ya sekarang!" | “eeem... kenapa Amsterdam?, kejauhan!, kalo Jepang dulu gimana?”, kata saya yang masih labil. Mungkin saking nervous-nya trus saya bilang ke Jepang aja, seolah-olah saya lebih banyak tahu bahasa Jepang daripada bahasa Inggris, kan o’on haha... . “Sekarang udah banyak tiket promo ke Jepang, bisa ke Eropa kapan lagi?” kata Adin. Yaa ada benarnya juga sih. Seperti yang sudah diketahui banyak orang, dimana ada tiket promo disitu ada keramaian yang tidak umum. Seperti contohnya saat event Garuda Travel Fair di Jakarta, booth baru dibuka besok pagi tapi antriannya udah ada sejak malam sebelumnya, ngeriii...! Artinya saya harus bergegas, tapi kebetulan dirumah sedang ada mama, eyang & ponakan-ponakan yang sedang menginap, menanti sarapan paginya disiapkan, mana lagi waktu itu mama sedang sakit demam, jadi tidak bisa ditinggal begitu saja. Ya sudah nothin to loose lah, saya juga sudah bilang suami, “aku baru bisa berangkat nanti siang!”, kalau memang ini rejeki kami berdua pasti nggak kemana, pikir saya begitu.
PROMO
Jadi ceritanya di minggu ke-3 bulan Desember 2016 lalu, Garuda Indonesia membuat promo Redeem Point discount 90%, promo seperti ini tidak pernah ada sebelumnya, jadi bisa dibilang ini pertama kalinya Garuda Indonesia bikin promo seperti ini. Periode penukaran poin dibuka hanya 10 hari, periode terbang Februari-Mei 2017, yang bisa ikut adalah semua pemegang GFF card (Garuda Frequent Flyer), tidak terbatas tingkatannya mulai dari pemegang GFF card Blue hingga Platinum. Promo berlaku seluruh Indonesia dan semua rute penerbangan.
Info promo entah darimana, tapi yang pasti mas Adin tahunya dari teman sekantor yang kemarin sudah menukar poin GFFnya untuk traveling sekeluarga ke Jepang Mei 2017 nanti. Yang pasti infonya malah belum dikirim via newslatter Garuda Indonesia, tapi udah keburu heboh se-Indonesia, cepet banget viralnya.
Yang dimaksud promo Redeem Point disc. 90% adalah kita bisa menukarkan poin GFF yang kita miliki untuk terbang ke semua destinasi tapi cukup tukar 10%nya saja. Masih bingung? Jadi begini kira-kira, misal Nyonyah & kangmas seperti biasa mau pergi ke Bali dengan cara tukar poin, kami butuh 2x4.000 poin, karena untuk penerbangan Surabaya-Denpasar dibutuhkan 4.000 poin per-orang. Dengan promo ini kami bisa tukar tiket Sby-Dps hanya dengan 400 poin saja (Cuma butuh 10%nya dari nilai tukar normal, karena diskonnya 90%). Sudah bisa dimengerti kan?!.
Sedangkan untuk penerbangan Jakarta-Amsterdam dibutuhkan 50.000 poin per orang, dengan diskon 90% kita hanya butuh tukar 5.000 poin untuk bisa ke Amsterdam PP, apalah artinya selisih cuma 1.000 poin dengan tiket ke Denpasar yang sudah sering kami tukarkan selama ini. Alhamdulillah ya J
SIANG HARI
“Halo... sudah sampai mana? Kebetulan ada teman aku yang mau ke Surabaya, jadi aku nunut sampai Ciputra World, tapi nanti aku balik ke kantor lagi”, suara mas Adin kedengeran dari handphone yang saya loadspeaker. Sudah di depan Ciputra World, kok ya pake acara salah beslok segala, terpaksa deh putar balik, kan jadi lebih jauh, untung jagoan ngebut. Singkat cerita masuk Ciputra World sudah jam 2 siang, begitu dapat parkiran, turun, langsung lari sekenceng-kencengnya. Sampai di depan Garuda Office wow kaget bgt! “kok sepi...”. Nomor antrian yang saya dapat dengan yang sedang di counter hanya berjarak 5 nomor saja. Haha.. ternyata tidak seheboh yang dibayangkan, eh tapi.. inget promo ini online kan, se-Indonesia bisa dapat.
Sampai tiba giliran saya dipanggil ke counter, mas Adin belum datang juga, saya beberapa kali minta maaf ke petugas minta ditunggu, sementara kelengkapan dokumen seperti paspor sudah saya serahkan untuk di data. Tidak lama setelah itu akhirnya pak suami datang. Nah disini kami menyampaikan maksud kalau rencananya nanti kami akan sampai & kembali dari bandara yang berbeda. Misal perginya Jkt-Schipol, Amsterdam. Pulangnya dari Frankfurt Airport atau dari Charles de Gaulle, Paris ke Jkt. Tapi ternyata tidak bisa, karena Garuda Indonesia direct flight ke Eropa hanya ada 2 pilihan ke Schipol atau Heatrow, London (transit Changi, Sgp). Kecuali tetap mau pulang dari Frankfurt bisa di operkan ke pesawat sky team groupnya Garuda tapi tidak ada promo alias jika mau menggunakan poin GFF ya full poin, emm mana mungkin. Yasudah pak suami memutuskan “ok, berangkatnya Jkt-Schipol, pulangnya Heatrow-Jkt” woooo... London, mimpi apa saya!.
MEMILIH TANGGAL KEBERANGKATAN & KEPULANGAN
Memilih tanggal keberangkatan dan kepulangan ternyata tidak semudah yang dibayangkan, bukan karena harus mengikuti hitungan weton cara Jawa (haha..) tapi karena FULL. Beneran kan, promo aja baru dibuka kemaren siang tapi siang ini sudah almost full untuk periode keberangkatan 4 bulan itu (Februari-Mei 2017), luar biasa ya. Tadinya mas Adin pengennya berangkat akhir Mei, karena April sebetulnya adalah bulan sibuk di kantor, tapi nyatanya memilih tanggal tidak semudah yang dibayangkan, sekalinya nemu tanggal berangkat yang cocok eeh tanggal pulangnya dicari sampai akhir Mei sudah full, nggak mungkin bisa lebih dari bulan Mei kan!. Sekalinya lagi nemu tanggal keberangkatan & kepulangan yang cocok eeh ternyata pulang dari Heatrow penuh, ada juga yang masih available tapi hanya tinggal 1 seat. huff... Kurang lebih hampir 2 jam kami di meja counter, untung petugas counternya ramah & sabar. Akhirnya nemu juga tanggal yang pas 9-20 April 2017. Total 12 hari dan semua melalui Schipol Airport, nggak jadi ke London deh... hihi...
Add capEntah mengapa dari hari pertama datang sampai hari terakhir di Amsterdam kami tidak bisa menemukan tulisan ini. Sumber: www.iamsterdam.com ion |
Masih ada yang belum terselesaikan satu lagi, karena kami dari Surabaya, kami harus memikirkan cara menuju Jakarta, bisa saja beli tiket putusan, tapi berhubung poinnya masih ada sisa sekalian aja ditukarkan. Jadi kami menggunakan promo redeem poin ini untuk keberangkatan Surabaya-Jakarta, Jakarta-Schipol, mayan kan nggak keluar duit, ini adalah connecting flight, jadi anggapannya berangkat dari Surabaya-Amsterdam, transit Jakarta, gitu aja. Untungnya lagi (untung terus ya..) karena ini adalah connecting flight jadi bagasi kami nantinya langung Surabaya-Amsterdam, di Jakarta kami nggak usah repot-repot ambil bagasi dulu dan nggak mungkin ketinggalan pesawat dari Jkt-Amsterdam. Coba bayangkan kalo beli tiketnya putusan, kami masih harus repot ambil bagasi trus pindah terminal dengan membawa dua koper besar dan yang paling berbahaya adalah resiko telat, nggak lucu kan kalo pesawat Sby-Jkt delay, sehingga menyebabkan Jkt-Ams ketinggalan pesawat huwaaa.... jangan sampai deh!
FIX DAPAT TIKET KE EROPA
Okey, tanggal pergi-pulang sudah dapat, tiket Surabaya-Jakarta pun sudah fix. Lalu petugasnya bilang “okey pak, saya hitungkan dulu taxnya”, hah.. ada tax? “yaiyalah, yang free itu harga tiketnya, tapi taxnya tetep bayar” kata mas Adin. Yaaah... emak-emak kecewa kirain GRATIS TIS.. TIS.. haha..
Kami harus membayar tax sebesar Rp 5.530.000 per orang. Untuk biaya Air Fare Tax & Airline Surcharges. Jadi total 2 orang sebesar Rp 11.060.000. “eemm banyak juga ya sayang?” mendadak saya menyesal karena telah melakukan pemborosan uang 11juta. Tapi untungnya mas Adin langsung memberikan hitung-hitungan logika “ya ini sudah murah bgt, kamu pikir berapa harga tiket ke Eropa kalo normal? Antara 14-16an juta per orang, kalo travel fair itu bisa deh 7 juta-an per orang”. Emm ya juga sih.. “trus coba kamu bandingkan dengan tiket ke Palembang, katakanlah kamu paling sering ke luar kota yang jauh ke Palembang. Sama-sama naik Garuda ya bandingannya, Sby-Jkt 1,2 juta, Jkt-Plm 1,2 juta, total 2,2 juta, PP 4,8 juta per orang”. “Cuma selisih 700rb-an dari harga tiket Surabaya-Palembang, kamu bisa dapet tiket PP Surabaya-Amsterdam” kata mas Adin lagi. Emmm ya bener juga, emak-emak ga jadi nyesel, langsung bahagia mengetahui berapa penghematan yang sudah kami dapatkan haha.. dasar labil, tadinya bilang boros beberapa detik kemudian bilang hemat.
Begitulah kira-kira perjuangan kami mendapatkan tiket, nggak nyangka panjang juga ya kalau dijadikan tulisan. Sampai setelah berhasil mendapatkan tiket kami bersyukur sekali waktu itu tidak pulang melalui Heatrow, London. Karena agak kurang masuk akal jika kunjungan 12 hari ke Eropa Barat Harus dicampur dengan London, malah nggak maksimal dua-duanya. Kalau niat ke London harusnya memang London sendiri +- 2minggu, mengingat visa London harganya hampir 2x lipat lebih mahal dibanding visa Schengen dan mendapatkannya juga lebih sulit, kan nggak lucu kalo kami bisa dapat visa Schengen tapi nggak bisa dapat visa London, masa’ bisa berangkat nggak bisa pulang.
Oya, konon kata temen-temen mas Adin setelah kami pulang dengan berhasil membawa tiket, sore hari keadaaan Garuda Office di mana-mana (di Surabaya) makin ramai, karena orang-orang sudah pulang kerja. Singkat cerita promo yang tadinya dibuka 10 hari (mulai Kamis siang), tiketnya sudah habis di hari Sabtu pagi, tidak sampai 3 hari full, karena yang namanya tiket promo kan pasti ada limit seat per hari-nya. Aaah... Alhamdulilaaah bgt ya berarti Nyonyah & Kangmas bisa dapetin tiketnya, rejeki tutup tahun ini namanya. Terima kasih juga untuk Garuda Indonesia. Europe we are comiiiiing.....!
Kami harus membayar tax sebesar Rp 5.530.000 per orang. Untuk biaya Air Fare Tax & Airline Surcharges. Jadi total 2 orang sebesar Rp 11.060.000. “eemm banyak juga ya sayang?” mendadak saya menyesal karena telah melakukan pemborosan uang 11juta. Tapi untungnya mas Adin langsung memberikan hitung-hitungan logika “ya ini sudah murah bgt, kamu pikir berapa harga tiket ke Eropa kalo normal? Antara 14-16an juta per orang, kalo travel fair itu bisa deh 7 juta-an per orang”. Emm ya juga sih.. “trus coba kamu bandingkan dengan tiket ke Palembang, katakanlah kamu paling sering ke luar kota yang jauh ke Palembang. Sama-sama naik Garuda ya bandingannya, Sby-Jkt 1,2 juta, Jkt-Plm 1,2 juta, total 2,2 juta, PP 4,8 juta per orang”. “Cuma selisih 700rb-an dari harga tiket Surabaya-Palembang, kamu bisa dapet tiket PP Surabaya-Amsterdam” kata mas Adin lagi. Emmm ya bener juga, emak-emak ga jadi nyesel, langsung bahagia mengetahui berapa penghematan yang sudah kami dapatkan haha.. dasar labil, tadinya bilang boros beberapa detik kemudian bilang hemat.
Begitulah kira-kira perjuangan kami mendapatkan tiket, nggak nyangka panjang juga ya kalau dijadikan tulisan. Sampai setelah berhasil mendapatkan tiket kami bersyukur sekali waktu itu tidak pulang melalui Heatrow, London. Karena agak kurang masuk akal jika kunjungan 12 hari ke Eropa Barat Harus dicampur dengan London, malah nggak maksimal dua-duanya. Kalau niat ke London harusnya memang London sendiri +- 2minggu, mengingat visa London harganya hampir 2x lipat lebih mahal dibanding visa Schengen dan mendapatkannya juga lebih sulit, kan nggak lucu kalo kami bisa dapat visa Schengen tapi nggak bisa dapat visa London, masa’ bisa berangkat nggak bisa pulang.
Oya, konon kata temen-temen mas Adin setelah kami pulang dengan berhasil membawa tiket, sore hari keadaaan Garuda Office di mana-mana (di Surabaya) makin ramai, karena orang-orang sudah pulang kerja. Singkat cerita promo yang tadinya dibuka 10 hari (mulai Kamis siang), tiketnya sudah habis di hari Sabtu pagi, tidak sampai 3 hari full, karena yang namanya tiket promo kan pasti ada limit seat per hari-nya. Aaah... Alhamdulilaaah bgt ya berarti Nyonyah & Kangmas bisa dapetin tiketnya, rejeki tutup tahun ini namanya. Terima kasih juga untuk Garuda Indonesia. Europe we are comiiiiing.....!
0 comments:
Post a Comment